Transformasi Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang
berada dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara
tatap muka atau melalui media. Tipe komunikasi publik ini sebagai monological karena hanya seorang yang biasanya terlibat dalam mengirimkan pesan kepada publik.
Perubahan pola komunikasi yang terjadi saat ini telah menjadikan
arus informasi mengalir dengan cepat. Perubahan pola komunikasi di era
digital dengan semakin masifnya penetrasi internet, diproyeksikan akan
semakin mempercepat transformasi ke pola komunikasi model baru. Hal ini
didasari dari hasil survei 2016 oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet) terkait pengguna internet di Indonesia, menunjukkan telah
terjadi lonjakan yang sangat pesat yakni 132,7 juta orang (51,5%) dari
total populasi penduduk Indonesia 256,2 juta orang.
Transformasi
penggunaan internet sebagai media baru telah mengubah sifat dan ruang
lingkup media komunikasi, transformasi ini menegaskan bahwa second media age, dengan pola simetris dan interaktif telah menggeser dominasi media broadcast seperti surat kabar, radio, dan televisi. Praktisi Humas harus mampu mentransformasi mindset dari bekerja secara linier dan business as usual menjadi visioner (think ahead) dan kreatif serta inovatif, berpikir holistik dan lintas sektor (think across), memiliki kompetensi layaknya seorang chief editor atau newsroom head,
utamanya dalam meningkatkan kemampuan menghasilkan konten komunikasi
publik yang menarik, lebih padat, berisi, inovatif dan kreatif.
Strategi komunikasi publik yang dikembangkan harus mampu melayani kebutuhan informasi publik (service delivery culture), membentuk citra positif institusi, memberikan update mengenai
apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan, apa manfaatnya bagi
masyarakat, merangkul umpan balik dari publik, praktisi komunikasi
publik di K/L harus dapat berperan sebagai mata dan telinga. Cara-cara penyajian dan kemasan komunikasi publik harus mengacu pada kemasa kekinian yang menjadi trend dan
mudah dicerna, tanpa mengurangi makna substansial dari pesan,
model-model penyajian melalui infografis, vblog, animasi, serta modeling
analisis berita dengan coding teknologi secara realtime dan
pengelompokkan terhadap pro kontra terhadap isu strategis dan kinerja
pembangunan perlu terus dikembangkan.
REFERENSI
/BA_Teknik%20Komunikasi%20Publik_Dr.%20Ahmadriswan%20Nasution,%20S.Si,%20MT._2171.pdf
https://setkab.go.id/manajemen-strategik-komunikasi-publik-di-era-digital/
Komentar
Posting Komentar